MEDAN - Ketua Forum Wartawan Polri (FWP) Zulkifli Tanjung menyebutkan usia Media Medan Pos sudah berumur 56 Tahun. Berjalannya waktu dari hari ke hari lahir wartawan - wartawan Top yang menyajikan berita kepada masyarakat secara akurat dan berimbang.
Dikatakannya pada Selasa, (10/5) Pukul 24:00 Wib, 56 Tahun adalah waktu yang panjang.
"56 Tahun bukan waktu yang pendek. Jika dia manusia, sudah berstatus kakek-kakek. Sudah melahirkan dua generasi. Anak dan cucu. Pun begitu dengan Harian Medan Pos, kini usianya sudah genap 56 tahun. Telah melahirkan anak yang tangguh. Kini, sang anak sedang mempersiapkan cucu untuk meneruskan usianya agar mencapai 100 tahun, " ucap Zulkifli.
Dibesut oleh Almarhum Ibrahim Sinik, Medan Pos lahir pada 9 Mei 1966 atau 56 tahun silam. Kini, setelah Almarhum wafat estafet harian kriminal pertama di Medan ini dikendalikan oleh putranya, Farianda Putra Sinik SE. Almarhum Ibrahim Sinik sukses melahirkan wartawan-wartawan handal. Bahkan, anak kandungnya saat ini menjabat Ketua PWI dan Ketua SPS Sumut. Jabatan ini, adalah cita - cita Almarhum Ibrahim.
"Saya mengenal Almarhum Pak Ibrahim di Tahun 1996. Ketika itu, saya yang baru tamat SLTA diajak ayah saya, Almarhum Ali Yusran, untuk bekerja di kantor yang terletak di Jalan Perdana tersebut. Saat itu, ayah saya yang lebih dikenal dengan sebutan Datok menjabat sebagai Redaktur Pelaksana (Redpel) di Majalah Detektif Spionase. Masih media dalam Grup Harian Medan Pos. Tegas dan murah menelurkan ilmu, adalah ciri khas Pak Ibrahim. Sehingga tak heran, Medan Pos banyak melahirkan wartawan-wartawan top di Kota Medan, " sambung Zulkifli.
Salah satu yang tak terlupakan, masih Zulkifli, "Dari Harian Medan Pos adalah Almarhum Ray Paty. 30 tahun lalu, nyaris tak satu pun pejabat Polisi di Sumut yang tak mengenal Almarhum. Wartawan paling Top di Kepolisian. Medan Pos pun, menjadi satu-satunya koran kriminal yang paling disegani. Banyak ilmu yang saya peroleh dari kedua sesepuh ini. Setelah Almarhum Ray Paty, ada nama Almarhum M Tegap Ginting Munthe. Almarhum pun, banyak mengajarkan saya untuk menjadi wartawan. Mereka, adalah orang-orang tangguh yang di massanya membesarkan Harian Medan Pos, " jelasnya.
Dalam mengenang semua itu, Zulkifli Tanjung hanya bisa mengirimkan Do'a kepada Almarhum, semoga ketiganya tenang di alam sana.
"Kini, ketiga wartawan Top itu telah tiada. Hanya Al-Fatihah yang mampu kami kirimkan. Pasti, ketiganya tenang di alam sana. Karena banyak ilmu yang telah mereka tularkan, yang sangat bermanfaat bagi kami generasi penerusnya. Hingga hari ini, Harian Medan Pos masih bertahan. Bahkan, anak kandung Almarhum Ibrahim Sinik pun telah menjabat sebagai Ketua PWI. Meski tak melihat langsung, Almarhum Ibrahim Sinik pasti merasa bangga. Sungguh, tongkat estafet Harian Medan Pos berjalan seperti yang dia harapkan, " pungkasnya.
Sebagai generasi kedua, yang punya tekad melahirkan generasi tangguh berikutnya, Farianda pun memiliki sejumlah strategi.
"Atas pertimbangan Medan Pos adalah tempat lahir, saya pun tak menolak saat diajak ikut serta kembali bergabung di media yang dulunya bernama Sinar Pembangunan ini. Tekad dan tujuan kami sama, ingin meneruskan cita-cita dan petuah para orang tua kami. Lebih dari itu, kami ingin Harian Medan Pos tetap jaya, tetap menjadi media yang kuat. Kuat dalam memberikan informasi, dan kuat dalam melaksanakan tugas utama sebagai kontrol sosial, " ucapnya.
Tentu tak mudah dalam mewujudkan cita-cita tersebut. Berbagai gempuran dirasakan oleh Harian Medan Pos dalam bertahan hidup, di tengah-tengah menjamurnya media online. media cetak atau Koran, nyaris tak dibutuhkan lagi.
"Namun, dengan tekad baja, demi melahirkan generasi ketiga yang tangguh, kami pun siap tempur. Ulang tahun ke-56 ini pun menjadi moment. Moment untuk bisa bangkit, berdiri kuat dan menjadi tangguh. Selamat ulang tahun untukmu Harian Medan Pos. Tetaplah mampu melahirkan wartawan-wartawan tangguh, wartawan-wartawan top, " tutupnya.